Selasa, 02 Mei 2017

Gerhana Matahari

Gerhana Matahari adalah peristiwa ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.

Bayangan Bulan

Bayangan-bayangan Bulan. Kredit: TimeAndDate.com
Jika Anda ingin melihat gerhana Matahari, Anda harus berada dalam jalur bayangan Bulan, yang memiliki 3 bagian yang berbeda. Bagian pertama adalah, umbra. Umbra adalah bayangan tergelap dari 3 bagian bayangan Bulan. Wilayah Bumi yang dilalui jalur bayangan umbra akan melihat gerhana total. Pada saat itu, piringan Matahari tertutupi sepenuhnya oleh piringan Bulan.

Bagian kedua, adalah penumbra. Penumbra adalah bayangan Bulan bagian luar. Wilayah yang dilalui jalur penumbra akan melihat gerhana Matahari parsial (sebagian), dan langit tidak akan gelap seperti layaknya gerhana Matahari total.

Dan bagian ketiga, adalah antumbra. Antumbra merupakan Antumbra adalah wilayah pada bayangan gerhana Matahari di mana Bulan yang menutupi sepenuhnya terlihat di dalam cakram sumber cahaya (matahari). Seorang pengamat yang berada di wilayah antumbra sepenuhnya akan melihat peristiwa gerhana cincin. Kata Antumbra berasal dari bahasa latin yaitu ante artinya "sebelum" dan umbra artinya "bayangan".

Jenis-jenis Gerhana Matahari

Gerhana Matahari dapat dibagi menjadi empat jenis. Yang pertama, gerhana total, terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.

Yang kedua, gerhana sebagian, terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.

Yang ketiga, gerhana cincin, terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.

Yang keempat, gerhana hibrida, sebuah fenomena gerhana yang bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik tertentu di permukaan Bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang dan langka.

Hanya Saat di Fase Bulan Baru

Agar gerhana Matahari dapat berlangsung, Matahari, Bulan dan Bumi harus sejajar dalam satu garis lurus sempurna, posisi yang disebut para astronom sebagai Syzygy. Posisi seperti ini hanya bisa terjadi pada fase Bulan Baru alias New Moon.

Meskipun hanya terjadi saat fase Bulan Baru, sayangnya gerhana Matahari tidak terjadi setiap bulan kalender. Hal ini karena bidang jalur orbit Bulan mengelilingi Bumi cenderung miring pada sudut 5° ke bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari (ekliptika).

Dengan begitu ada saatnya meski Matahari-Bulan-Bumi segaris lurus, namun posisi Bulan terlalu ke atas atau ke bawah dari orbit Bumi (karena miring 5°). Sehingga pada waktu-waktu tersebut, Bulan dan Matahari tidak selalu segaris lurus pada fase Bulan Baru.

Musim Gerhana

Seperti yang dijelaskan di atas, posisi Matahari-Bumi-Bulan harus di posisi Sygyzy, sehingga dapat membentuk garis lurus yang sempurna dengan Bulan berada di tengah antara Matahari dan Bumi. Tapi tahukah Anda? Keselarasan ini terjadi dua kali dalam setahun dan biasanya berlangsung rata-rata selama 34,5 hari. Periode ini disebut musim gerhana.

Ada juga yang namanya periode sinodis, yakni periode dari satu fase Bulan Baru ke fase Bulan Baru berikutnya. Periode ini kira-kira berulang tiap 29 hari, lebih pendek dari musim gerhana. Oleh karena itu, setidaknya akan ada satu Bulan Baru dan gerhana Matahari, serta satu Bulan Purnama dan gerhana Bulan selama musim gerhana.

Periode sinodus juga berarti menunjukan bahwa gerhana Matahari dan gerhana Bulan cenderung muncul hampir berbarengan dalam satu bulan kalender, dengan gerhana Matahari yang selalu terjadi sekitar dua minggu sebelum atau setelah gerhana Bulan.

Gerhana Matahari yang Berulang Tiap 18 Tahun

Perpotongan dua bidang Matahari dan Bulan agar sejajar pada Sygyzy tersebut membentuk garis nodal yang berputar ke arah barat dalam periode 18,6 tahun yang disebut periode nutasi Bulan. Kedudukan Matahari dekat sebuah titik nodal disebut musim gerhana (seperti yang dijelaskan di atas), yang berulang setiap 173,3 hari.

Kombinasi periode ini berulang setiap 18 tahun 11,3 hari yang disebut periode Saros. Setiap perulangan periode Saros, wilayah lintasan gerhana di Bumi akan bergeser tempatnya karena nilai periode saros tidak bulat. Jika musim gerhana pertama jatuh pada bulan Januari, gerhana Matahari dapat terjadi sebanyak 5 kali dalam satu tahun. Jumlah maksimum seluruh jenis gerhana dalam satu tahun dapat terjadi sampai 7 kali.

Saat-saat terjadinya Gerhana Matahari maupun Gerhana Bulan dapat diperhitungkan jauh-jauh sebelumnya, karena sistem pergerakan Bumi mengitari Matahari dan Bulan mengelilingi Bumi telah diketahui.
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com

0 komentar:

Posting Komentar